Kamus The New International Webster’s (2002: 1.428) memberikan definisi bahwa to translate (menerjemahkan) berarti to render into another language (menyusun ke dalam bahasa lain); to express on their term(mengungkap dalam istilah lain); to explain by using another word (menjelaskan dengan menggunakan kata-kata lain). Kata ‘translate’ berasal dari kata-kata bahasa Latin; trans, artinya melintas dan latum, artinya melaksanakan. Sementara itu, The Oxford Companion to the English Language (2005: 1329) mendefinisikantranslate/terjemahan sebagai “uraian baru dari satu bentuk bahasa ke dalam bahasa lain”. Beberapa ahli juga mengemukakan definisi yang hampir serupa; yakni sebagai uraian baru dari bentuk bahasa lain.
Larson (1984: 51) menyatakan; dalam penerjemahan, bentuk naskah dalam bahasa sumber digantikan oleh bentuk naskah dalam bahasa target. Larson lebih lanjut menjelaskan bahwa bentuk bahasa merujuk ke kata, frase, kalimat, kalimat, paragraf, dan lainnya, yang diucapkan atau ditulis dengan sebenarnya. Nida dan Taber (di dalam Widyamartaya, 1989:11), juga menyatakan bahwa menerjemahkan terdiri atas reproduksi pesan ke dalam bahasa penerima melalui gaya bahasa alamiah yang paling mendekati kesetaraan dengan naskah bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua dalam hal gaya bahasa. Bassnett (1991: 2) mengatakan bahwa apa yang umumnya dipahami sebagai terjemahan melibatkan proses rujukan teks bahasa sumber (SL = Source Language) ke dalam bahasa target (TL = Target Language). Catford (1965) dikutip dalam Machali (2000: 5) menyebutkan bahwa terjemahan adalah penggantian bahan tekstual dalam satu bahasa (SL) yang setara dengan isi bahan dalam bahasa lain (TL). Menurut Sapardi Djoko Damono di Kompas (21 Juni 2003), terjemahan adalah transfer ide yang menggunakan beberapa bahasa sebagai media.
Widyamartaya (1989: 13) menyatakan bahwa terjemahan yang baik harus nampak tidak seperti terjemahan, melainkan harus dibaca bagai komposisi asli dan mengekspresikan seluruh makna aslinya. Larson (1984: 6) menyebutkan karakteristik terjemahan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan gaya bahasa normal dalam bahasa penerima
2. Mengkomunikasikan kepada penutur bahasa penerima makna yang sama yang juga dipahami oleh pembicara dari bahasa sumber.
3. Menjaga dinamika pada teks asli yang berbahasa sumber.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa terjemahan memproduksi makna SL (makna yang dirancang oleh penutur asli) di alam bentuk TL.
Barnwell dalam Edy (2000: 15) menekankan bahwa yang terjemahan terbaik dapat dinilai dalam hal akurasi, kejelasan, dan naturalness (sisi alamiah). Definisinya adalah sebagai berikut:
1. Akurasi berarti isi terjemahan harus identik dengan teks yang asli.
2. Kejelasan berarti terjemahan harus menyampaikan informasi yang jelas.
3. Menjaga dinamika teks asli yang berbahasa sumber.
Newmark (1982:7) juga meyakini bahwa membuat terjemahan adalah sebuah seni dan keterampilan khusus. Dia menyatakan bahwa terjemahan merupakan keterampilan yang terdiri atas upaya mengganti pesan dan atau pernyataan tertulis dari satu bahasa dengan pesan dan atau pernyataan yang sama di dalam bahasa lain.
Dengan demikian, penerjemah menghadapi masalah yang tidak hanya berkisar pada mencari terjemahan yang setara. Larson (1984:56) menyebutkan:
“There will be the words in the source language and receptor language that are very similar in context (contain the same meaning components), but not all will match by any means. Not all language communities have the same ideas.”
(Ada kata-kata bahasa sumber dan bahasa taregt yang sangat serupa dalam hal konteks (mengandung komponen makna yang sama), tetapi tidak semuanya akan cocok dalam sembarang cara. Tidak semua bahasa mempunyai bentuk gagasan yang sama.)
Dari pernyataan di atas, Larson menunjukan bahwa ia percaya bila bahasa menggabungkan makna secara berbeda dan penerjemah wajib menerima konsekuensi di mana ada banyak kata-kata yang tidak memiliki makna yang persis sama dalam bahasa target. Dengan mempertimbangkan fakta bahwa suatu kata dapat diterjemahkan oleh kata lagi atau oleh sejumlah kata dalam bahasa target, dan bahwa struktur leksikal dari dua bahasa memiliki perbedaan, maka cara bagaimana konsep-konsep dinyatakan pun akan berbeda.
0 ulasan:
Catat Ulasan